Sumatera Utara, Wawasannews.com – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melaporkan gangguan layanan telekomunikasi di sejumlah wilayah Sumatera Utara akibat banjir yang melanda sejak Selasa (25/11/2025). Banjir merendam berbagai kawasan di Kabupaten Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, hingga Kota Sibolga dan berimbas pada operasional jaringan seluler.
Dalam keterangan resmi yang dirilis Kamis (27/11/2025), Komdigi menyebut Pusat Monitoring Telekomunikasi (PMT) melakukan pemantauan intensif dan berkoordinasi dengan seluruh operator untuk mempercepat pemulihan layanan di lapangan. Pemantauan dilakukan 24 jam untuk memastikan kualitas jaringan tetap terjaga di wilayah terdampak banjir.
Secara keseluruhan, tercatat sekitar 495 site seluler tidak beroperasi sementara waktu. Angka ini setara dengan 1,42 persen dari total 34.660 site yang ada di Sumatera Utara. Gangguan terutama disebabkan perangkat BTS yang tergenang banjir dan padamnya pasokan listrik ke sejumlah titik.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Telkomsel Alami Gangguan Terbesar
Berdasarkan data yang masuk ke PMT Komdigi, gangguan jaringan dialami tiga operator utama:
PT XL–Smart Telecom melaporkan gangguan pertama sekitar pukul 11.00 WIB dengan 80 site mati akibat banjir di 26 kecamatan.
Indosat menyampaikan laporan gangguan pada pukul 10.52 WIB, dengan 79 site tidak berfungsi karena kerusakan transmisi dan pemadaman listrik.
Telkomsel mencatat gangguan terbesar, yakni 336 site terdampak banjir. Laporan diterima PMT pada pukul 12.41 WIB setelah banjir menjangkau beberapa titik BTS.
Operator telah mengerahkan teknisi ke lapangan, memasang genset di lokasi yang pasokan listriknya terputus, serta melakukan penyesuaian rute jaringan untuk menjaga kelangsungan layanan di sekitar area yang masih aman.
Sebaran Site Terdampak di Sumatera Utara
Dari sisi sebaran wilayah, dampak banjir paling terasa di daerah pesisir barat dan kawasan rawan banjir lain. Komdigi merinci, di antara 34.660 site yang ada di Sumut, gangguan tercatat antara lain:
Tapanuli Tengah: 167 site terdampak atau sekitar 23,19 persen dari 720 site eksisting.
Kota Sibolga: 35 site terdampak atau 26,52 persen dari 132 site eksisting.
Kabupaten Nias: 23 site (13,07 persen dari 176 site).
Kabupaten Nias Barat: 12 site (9,92 persen dari 121 site).
Kabupaten Nias Selatan: 41 site (11,11 persen dari 369 site).
Kabupaten Nias Utara: 24 site (11,37 persen dari 211 site).
Kabupaten Gunungsitoli: 47 site (16,15 persen dari 291 site).
Sementara itu, wilayah lain seperti Deli Serdang, Humbang Hasundutan, Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Kota Medan, dan Kota Padang Sidempuan juga mengalami gangguan, namun persentasenya relatif kecil di bawah 1 persen dari total site di masing-masing daerah.
Rincian Per Operator di Tingkat Kecamatan
Komdigi juga merinci sebaran gangguan berdasarkan operator dan kecamatan sebagai bagian dari transparansi kepada publik dan pemangku kepentingan:
XL–Smart Telecom: sekitar 80 site terdampak di berbagai kecamatan, antara lain Andam Dewi, Angkola Barat, Angkola Selatan, Batang Toru, Barus, Manduamas, Pandan, Pinangsori, Sarudik, Sipirok, Sorkam, Sosorgadong, Tapian Nauli, hingga beberapa kecamatan di Kota Sibolga seperti Sibolga Sambas, Sibolga Selatan, dan Sibolga Utara.
Indosat: 79 site terdampak yang tersebar di kecamatan-kecamatan serupa di Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Kota Sibolga, seperti Angkola Barat, Angkola Sangkunur, Badiri, Barus, Batang Toru, Kolang, Lumut, Manduamas, Pandan, Sarudik, Sayur Matinggi, Sibabangun, Sipirok, Sorkam, Sosorgadong, Tapian Nauli, hingga beberapa kecamatan di wilayah Sibolga.
Telkomsel: 336 site terdampak di jaringan yang lebih luas, termasuk sejumlah kecamatan di Kepulauan Nias, Tapanuli, hingga Kota Medan. Di antaranya Adian Koting, Afulu, Alasa, Gunungsitoli dan kecamatan-kecamatan sekitarnya, Lahewa, Lahomi, Mandrehe, Lumut, Pandan, Sarudik, Sibolga Kota, Sibolga Sambas, Sibolga Selatan, Sibolga Utara, Sirandorung, Sorkam, Sosorgadong, Tapian Nauli, hingga beberapa kecamatan di Kota Medan seperti Medan Amplas, Medan Helvetia, Medan Denai, dan Medan Polonia.
Rincian lengkap per kecamatan digunakan Komdigi dan operator untuk memetakan prioritas pemulihan, terutama di titik-titik dengan kepadatan penduduk tinggi dan jalur komunikasi vital.
Upaya Pemulihan dan Imbauan kepada Masyarakat
Komdigi menegaskan bahwa pemulihan jaringan dilakukan bertahap mengikuti kondisi banjir di lapangan. Selama area masih tergenang atau belum aman diakses, teknisi hanya dapat melakukan penanganan terbatas, misalnya melalui penambahan sumber daya listrik alternatif atau pengalihan trafik ke site terdekat yang masih aktif.
“Tim PMT melakukan pemantauan 24 jam dan berkoordinasi dengan operator untuk memastikan layanan kembali normal secepat mungkin begitu kondisi memungkinkan,” demikian pernyataan Komdigi dalam siaran pers.
Kepada masyarakat, Komdigi mengimbau agar tetap tenang dan memahami bahwa gangguan yang terjadi bersifat sementara dan dipicu faktor bencana alam. Pengguna layanan disarankan memanfaatkan jalur komunikasi alternatif bila diperlukan, sambil menunggu pemulihan penuh jaringan di kawasan terdampak.
Banjir yang melanda beberapa wilayah Sumatera Utara tidak hanya mengganggu aktivitas harian warga, tetapi juga menguji ketahanan infrastruktur telekomunikasi. Melalui koordinasi antara pemerintah, operator, dan pihak terkait, diharapkan layanan komunikasi yang menjadi tulang punggung informasi di tengah keadaan darurat dapat segera pulih dan kembali mendukung aktivitas masyarakat secara optimal. (zdl)

















