PURWOREJO, WawasanNews – Sejak pagi hingga sore hari, langit Purworejo diselimuti mendung dan hujan deras, seolah alam ikut berduka. Pada Selasa (19/8/2025) sekitar pukul 16.00 WIB, kabar duka menyelimuti umat Islam: KH Thoifur Mawardi, ulama kharismatik sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Kedungsari, berpulang ke rahmatullah di RSUD dr. Tjitrowardojo Purworejo.
Wafatnya KH Thoifur Mawardi meninggalkan duka mendalam bagi keluarga besar pesantren, para santri, alumni, dan masyarakat luas. Beliau dikenal bukan hanya sebagai sosok guru, tetapi juga sebagai teladan dalam ilmu, akhlak, dan pengabdian kepada umat.
Putra beliau, Gus Sahnun, menyampaikan bahwa jenazah KH Thoifur Mawardi akan dimakamkan pada Rabu, 20 Agustus 2025 pukul 11.00 WIB di kompleks Pondok Pesantren Darut Tauhid Kedungsari, Purworejo. Ribuan pelayat diperkirakan akan hadir untuk memberikan penghormatan terakhir.
Profil Ulama dan Jejak Karomah
KH Muhammad Thoifur Mawardi lahir di Purworejo pada 8 Agustus 1955, putra dari KH R. Mawardi. Perjalanan menuntut ilmunya membawanya ke berbagai pesantren, di antaranya Pondok Sugihan Kajoran (Magelang), Lasem (Rembang), hingga Rushaifah (Mekkah).
Selama menimba ilmu di Tanah Suci, beliau berguru langsung kepada ulama besar Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Maliki antara tahun 1976–1988. Karena keluasan ilmunya, beliau digelari “kitab berjalan”. Banyak santri dan masyarakat yang meyakini beliau memiliki karomah, seperti doa yang mustajabah dan mimpi bertemu Rasulullah.
Langit Mendung: Simbol Kesedihan
Fenomena hujan deras yang mengguyur Purworejo pada Selasa sore mengingatkan pada sabda ulama:
“إذا مات العالم بكت السماء” — “Jika seorang ulama wafat, langit pun menangis.”
Berbeda dengan orang yang tidak saleh, langit dan bumi tidak merasakan kepergiannya, sebagaimana firman Allah dalam QS. Ad-Dukhan ayat 29:
“Maka langit dan bumi tidak menangisi mereka, dan mereka pun tidak diberi penangguhan.”
Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Darut Tauhid Kedungsari, KH Thoifur Mawardi telah membina ribuan santri. Pesantren ini juga berkembang dengan beberapa cabang di wilayah Purworejo dan sekitarnya. Dedikasi beliau dalam dakwah dan pendidikan telah memberi pengaruh besar bagi masyarakat.
Semoga Allah menerima segala amal dan ilmu beliau, diampuni dosa-dosanya, serta menempatkannya di surga tertinggi.
Komentar