Rob Menahun Rendam 80 Hektare Tambak, Petani Pesisir Kendal Beralih ke Ikan Nila dan Bandeng

- Pewarta

Selasa, 9 Desember 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Deretan tambak di wilayah pesisir Kendal terlihat tergenang air pasang, menggambarkan dampak rob menahun yang dialami petambak setempat. (Istimewa/Wawasannews)

Deretan tambak di wilayah pesisir Kendal terlihat tergenang air pasang, menggambarkan dampak rob menahun yang dialami petambak setempat. (Istimewa/Wawasannews)

Kendal, Wawasannews.com – Sejumlah tambak milik warga di wilayah pesisir Kabupaten Kendal terus terdampak rob menahun. Air laut pasang yang masuk ke daratan membuat area tambak tergenang dan mengganggu aktivitas budidaya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal, Hudi Sambodo, menyebutkan luas tambak yang terdampak mencapai sekitar 80 hektare. Dua desa tercatat mengalami dampak paling parah.

“Wilayah yang terdampak itu di Desa Wonosari dan Desa Kartikajaya. Jumlahnya mungkin puluhan tambak. Kalau di Rowosari sama Kangkung itu aman,” jelasnya, Senin (8/12/2025).

ADVERTISEMENT

ads.

SCROLL TO RESUME CONTENT

Rob Menahun, Mangrove Jadi Andalan Redam Dampak

Hudi mengakui, rob yang terjadi secara terus-menerus tidak bisa diatasi hanya dengan langkah teknis jangka pendek. Karena itu, DKP Kendal fokus pada upaya pengurangan dampak melalui penanaman mangrove secara masif di kawasan pesisir.

“Rob itu butuh penyelesaian menyeluruh, yang kami lakukan saat ini adalah penanaman mangrove. Memang itu tidak 100 persen menyelesaikan masalah rob, tapi bisa mengurangi intensitasnya,” tuturnya.

Mangrove diharapkan berfungsi sebagai sabuk hijau yang mampu meredam gelombang dan memperlambat laju intrusi air laut ke daratan, sekaligus menjaga ekosistem pesisir.

Sawah Tak Lagi Bisa Ditanami Padi

Dampak rob dan intrusi air laut tidak hanya dirasakan oleh petambak. Hudi mengungkapkan, sejumlah lahan sawah juga mulai terpengaruh air asin yang meresap ke lahan-lahan pertanian.

Dalam jangka panjang, kondisi ini membuat sawah tidak lagi produktif untuk ditanami padi. Warga pun terpaksa mengubah fungsi lahannya.

“Itu intrusi, belum rob. Nah warga daripada punya aset tapi tidak bisa dimanfaatkan dan masih tetap bayar pajak, itu kemudian sama warga ditaburi ikan nila dan bandeng,” tandasnya.

Alih fungsi sawah menjadi tambak menjadi pilihan rasional bagi petani pesisir, meski di sisi lain menunjukkan semakin seriusnya tekanan perubahan lingkungan terhadap ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir Kendal. (zdl)

Berita Terkait

Kendal Jadi Titik Awal Bimtek SIPADU, IPNU–IPPNU Pacu Transformasi Digital Pelajar NU Jateng
Turunrejo Brangsong Dikepung Sampah Kiriman, Sungai Dangkal Picu Genangan di Pesisir Kendal
Wartawan dan Polres Kendal Galang Rp26,8 Juta untuk Korban Banjir Bandang di Sumatra
PBB Desak Kamboja–Thailand Hentikan Eskalasi Bentrokan Bersenjata di Perbatasan
Kebakaran Hutan Australia: 1 Pemadam Tewas, Hampir 40 Rumah Hancur di NSW dan Tasmania
Sekjen Kemenag Harap Luaran Penelitian Harus Berdampak
Satlantas Kendal Imbau Warga Tak Foto Korban Kecelakaan, Fokuskan Kamera ke Kendaraan Pelaku
Kemenag Tegaskan Pendidikan Tinggi Terbuka untuk Semua, Ruchman Ajak Mahasiswa STAIP Manfaatkan Peluang Beasiswa
Berita ini 6.964 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 9 Desember 2025 - 17:32

Kendal Jadi Titik Awal Bimtek SIPADU, IPNU–IPPNU Pacu Transformasi Digital Pelajar NU Jateng

Selasa, 9 Desember 2025 - 14:56

Turunrejo Brangsong Dikepung Sampah Kiriman, Sungai Dangkal Picu Genangan di Pesisir Kendal

Selasa, 9 Desember 2025 - 14:39

Rob Menahun Rendam 80 Hektare Tambak, Petani Pesisir Kendal Beralih ke Ikan Nila dan Bandeng

Selasa, 9 Desember 2025 - 14:25

Wartawan dan Polres Kendal Galang Rp26,8 Juta untuk Korban Banjir Bandang di Sumatra

Selasa, 9 Desember 2025 - 13:49

PBB Desak Kamboja–Thailand Hentikan Eskalasi Bentrokan Bersenjata di Perbatasan

Berita Terbaru