Sumatera Utara, Wawasannews.com – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyampaikan perkembangan terkini penanganan banjir dan longsor yang melanda wilayah Tapanuli, Sumatera Utara, per Minggu (30/11/2025). Laporan mencakup data korban jiwa, kondisi pengungsi, serta akses transportasi menuju lokasi terdampak.
Tapanuli Tengah tercatat sebagai wilayah dengan dampak kerusakan paling berat. BNPB melaporkan sebanyak 73 warga meninggal dunia, sementara 104 orang lainnya masih dalam pencarian. Di sisi lain, 508 warga dilaporkan mengalami luka-luka akibat banjir dan longsor yang menerjang pemukiman dan sejumlah fasilitas umum.
Akses darat pada jalur Terutung–Sibolga hingga kini belum dapat dilalui karena tertutup material longsor. Sebagai langkah alternatif, akses udara dari Tapanuli Utara menjadi jalur utama untuk distribusi bantuan dan pergerakan tim darurat. Melalui jalur ini, personel SAR, tenaga kesehatan, serta bantuan logistik dapat lebih cepat menjangkau wilayah yang sulit ditembus lewat darat.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Di Tapanuli Selatan, BNPB mencatat 52 warga meninggal dunia, 48 orang masih hilang, dan 58 warga lainnya memerlukan perawatan medis. Kepala BNPB Suharyanto menjelaskan bahwa situasi di Tapanuli Selatan secara umum mulai lebih kondusif dibanding hari-hari awal bencana. Akses jalan darat di sejumlah titik telah bisa dilalui dan jaringan layanan vital masih berfungsi, sehingga mempermudah pergerakan bantuan.
BNPB memprioritaskan pembersihan material banjir dan longsor yang menumpuk di pemukiman dan jalur transportasi. Alat berat dikerahkan untuk mengangkat kayu-kayu berukuran besar serta material lain yang menghambat mobilitas warga dan mengganggu aliran sungai.
Percepatan penanganan darurat masih menjadi fokus utama BNPB. Operasi yang dilaksanakan meliputi pencarian dan penyelamatan korban, pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi, serta pemulihan akses transportasi dan komunikasi. Hal ini dilakukan melalui sinergi antara BNPB, BPBD, TNI-Polri, pemerintah daerah, dan berbagai unsur relawan.
Untuk mendukung penanganan di Tapanuli Tengah, BNPB mengirimkan bantuan logistik pada Minggu (30/11/2025), termasuk sembilan unit genset dan perangkat Starlink yang diterbangkan dari Bandara Silangit menuju Pinangsori. Sebagian bantuan dijatuhkan dari udara ke lokasi yang masih terisolasi, guna memastikan pengungsian dan posko lapangan tetap mendapat suplai energi dan jaringan komunikasi.
Peralatan tersebut digunakan untuk memulihkan konektivitas komunikasi yang sebelumnya terganggu, sehingga koordinasi di lapangan dapat berjalan lebih optimal. Komunikasi yang stabil menjadi kunci dalam pengaturan distribusi bantuan dan penentuan prioritas wilayah terdampak.
Sementara itu, untuk mendukung penanganan di Tapanuli Selatan, BNPB menyiapkan 100 unit chainsaw (mesin gergaji) tambahan. Alat ini dibutuhkan untuk mempercepat pembersihan tumpukan kayu dan material pepohonan pascabanjir, terutama di sekitar pemukiman, fasilitas umum, dan jalur lalu lintas.
BNPB mengimbau masyarakat di wilayah terdampak dan sekitarnya agar tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, termasuk longsor dan banjir bandang, terutama di kawasan lereng dan sepanjang aliran sungai. Pemerintah pusat dan daerah berkomitmen melanjutkan penanganan darurat hingga situasi benar-benar pulih dan warga dapat kembali beraktivitas dengan lebih aman. (ucl)

















