Jakarta, Wawasannews.com – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan operasional bandara dan pelabuhan di wilayah Sumatra tetap berjalan normal meski sejumlah daerah masih terdampak banjir. Pemulihan akses jalan darat terus dilakukan agar mobilitas masyarakat dan distribusi logistik tidak terhenti.
“Insya Allah masyarakat yang terdampak diberi kekuatan dan ketabahan. Kami turut berduka atas bencana yang terjadi. Sejumlah layanan transportasi darat, laut, udara, dan perkeretaapian di beberapa wilayah di Sumatra memang masih terdampak banjir,” ujar Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi, Sabtu (29/11/2025).
Menhub menjelaskan, Kemenhub melakukan koordinasi intensif dengan operator, pemerintah daerah, dan instansi terkait untuk memulihkan layanan transportasi dengan tetap mengutamakan keselamatan. Dari laporan yang diterima, banjir memberikan dampak pada infrastruktur darat, laut, dan perkeretaapian di Aceh serta Sumatra Utara.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
“Untuk transportasi udara, sejumlah bandara dilaporkan dalam kondisi aman dan beroperasi normal. Namun, akses jalan menuju beberapa bandara terkendala banjir dan longsor, seperti di Bandar Udara DR. F.L. Tobing Sibolga, Sumatera Utara, dan Bandar Udara Rembele–Takengon di Aceh,” jelasnya.
Adapun di Sumatra Barat, dampak banjir terhadap infrastruktur transportasi relatif minimal. Operasional Pelabuhan Teluk Bayur, Bandara Internasional Minangkabau, dan sejumlah terminal angkutan darat tetap berjalan kondusif dengan pemantauan rutin.
“Saat ini sarana dan prasarana di beberapa lokasi dilaporkan aman, meski masih terdapat titik banjir dan longsor. Secara paralel, sedang dilakukan identifikasi rinci terhadap sarana dan prasarana yang terdampak untuk kemudian dilakukan perbaikan,” kata Menhub.
Kemenhub menegaskan, fokus pemulihan diarahkan pada pengecekan jalur darat, normalisasi pelabuhan, dan perbaikan konektivitas kereta api secara bertahap. “Tim teknis kami turun langsung ke lapangan untuk melihat kondisi riil sebagai dasar perbaikan dan percepatan pembukaan akses-akses vital transportasi,” tambahnya.
Di sisi lain, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendukung upaya pemulihan dengan melaksanakan operasi modifikasi cuaca di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat. Langkah ini bertujuan menekan potensi hujan ekstrem yang dapat memperburuk kondisi banjir dan longsor.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa penyemaian awan dilakukan secara terukur agar hujan dialihkan ke area yang lebih aman. “Intervensi ini sangat penting mengingat situasi darurat akibat hujan ekstrem yang berdampak luas di Aceh dan wilayah sekitarnya,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara Kemenhub, BNPB, pemerintah daerah, dan operator transportasi, pemerintah berharap layanan transportasi di Sumatra tetap terjaga, sekaligus mempercepat pemulihan infrastruktur penting yang mendukung aktivitas warga dan arus logistik. (atk)

















