DEPOK, WawasanNews – Direktur Eksekutif LP3ES Fahmi Wibawa menilai pemikiran Mohammad Hatta (Bung Hatta) tetap relevan dalam arah diplomasi Indonesia masa kini. Ia menyebut gagasan politik luar negeri bebas aktif Bung Hatta masih menjadi pijakan kerja sama global yang adil dan inklusif.
“Politik bebas yang aktif ditujukan memperkuat dan membela perdamaian dunia,” ujar Fahmi saat membuka Sekolah Pemikiran Bung Hatta (SPBH) Angkatan III di Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Depok, Sabtu (22/11/2025).
Menurut Fahmi, konsep “social cooperation” yang diperkenalkan Bung Hatta menjadi fondasi penting bagi negara-negara di kawasan Selatan Global (Global South) untuk menyeimbangkan dominasi ekonomi dan politik negara-negara maju di utara. Ia menilai pemikiran tersebut memberi arah bagi posisi Indonesia di tengah dinamika geopolitik dunia.
“Indonesia harus menjaga peran sebagai kekuatan penyeimbang di berbagai forum internasional,” ujarnya.
Pembina Yayasan Bung Hatta, Prof. Meutia Hatta, mengatakan pandangan global ayahnya lahir dari pengalaman masa kecil yang dekat dengan nilai keadilan sosial.
“Bung Hatta tumbuh dengan kesadaran kuat tentang ketidakadilan dan pentingnya perdamaian dunia. Nilai-nilai itu yang membentuk komitmen beliau terhadap keadilan dan kerja sama internasional,” kata Meutia.
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Sementara itu, Ketua Dewan Redaksi Karya Lengkap Bung Hatta, Prof. Emil Salim, menegaskan Bung Hatta selalu menempatkan pembangunan manusia sebagai inti politik global. Pengalaman Hatta di Skandinavia, katanya, memperkuat pandangan tentang pentingnya pendidikan, kesejahteraan, dan penolakan terhadap eksploitasi antarnegara.
“Wajib mempelajari cita-cita para pendiri bangsa. Dalam kaitan inilah, saya menghargai usaha LP3ES dan Yayasan Bung Hatta menerbitkan karya-karya beliau,” tutur Emil. (fad)

















