Menu

Mode Gelap
Catat!! Berikut Besaran Saldo Minimum Rekening Bank Mandiri, BRI, BNI yang Berlaku Saat Ini Redam Keresahan Masyarakat, Ketua DPRD Kendal Apresiasi Langkah Tegas Presiden Prabowo Jalankan Instruksi Presiden, Menteri Bahlil Naikkan 375 Ribu Pengecer Jadi Sub Pangkalan LPG 3 Kg Antisipasi Kriminalitas, Polsek Weleri Intensifkan Patroli Malam Promosi Bintang Dua, Waka Polda Jateng Brigjen Pol Agus Suryonugroho Diangkat Jadi Kakorlantas Polri Bantu Warga Terdampak Bencana, Para Pedagang Buah dan Sayur Keluhkan Kondisi Pasar Darurat

News

Rupiah Masih Tertekan, BI Diperkirakan Pertahankan Suku Bunga di Level 6 Persen

badge-check


					Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (ketiga kiri) berbincang dengan Deputi Gubernur Juda Agung (dari kiri), Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti, Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono, dan Deputi Gubernur Aida S. Budiman di sela-sela konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023 Perbesar

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo (ketiga kiri) berbincang dengan Deputi Gubernur Juda Agung (dari kiri), Deputi Gubernur Dody Budi Waluyo, Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti, Deputi Gubernur Doni Primanto Joewono, dan Deputi Gubernur Aida S. Budiman di sela-sela konferensi pers Rapat Dewan Gubernur (RDG) di Jakarta, Kamis (19/1/2023

JAKARTA, WawasanNews – Mengutip laporan dari Kompas.com, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan akan tetap mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada posisi 6 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Januari 2025.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyebutkan bahwa langkah ini dipilih untuk merespons tekanan yang terus terjadi pada nilai tukar rupiah serta minimnya arus modal masuk.

“Dalam waktu dekat, pergerakan rupiah masih akan banyak dipengaruhi oleh sentimen kebijakan luar negeri Amerika Serikat di bawah Presiden terpilih Donald Trump. Kebijakan tersebut memperkuat dolar AS terhadap mata uang global,” kata Josua.

Ia juga mengungkapkan bahwa indeks dolar sepanjang 2024 telah meningkat sebesar 7 persen, dan tren penguatan ini terus berlanjut hingga awal 2025, bahkan telah melampaui angka 110.

Selain itu, Josua menjelaskan bahwa penguatan dolar AS sejalan dengan kenaikan imbal hasil obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun. Sepanjang 2024, imbal hasil ini naik sebesar 69 basis poin (bps) ke angka 4,57 persen, dan terus meningkat hingga awal 2025 dengan tambahan kenaikan 21 bps menjadi 4,78 persen.

Nilai tukar rupiah yang kini bertahan di atas Rp 16.000 per dolar AS menggambarkan tantangan berat yang dihadapi baik dari sisi ekonomi global maupun domestik. Menurut Josua, pelemahan rupiah ini terutama dipicu oleh kebijakan moneter The Fed yang masih bersifat hawkish, meskipun ada penyesuaian berupa penurunan suku bunga di AS.

“Langkah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan adalah upaya untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional di tengah ketidakpastian global,” imbuhnya.

Dengan kondisi ini, pelaku pasar diharapkan tetap berhati-hati dan mengikuti perkembangan ekonomi dunia yang dapat berdampak langsung pada nilai tukar rupiah dan stabilitas ekonomi Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Baca Lainnya

Catat!! Berikut Besaran Saldo Minimum Rekening Bank Mandiri, BRI, BNI yang Berlaku Saat Ini

5 Februari 2025 - 09:36 WIB

Redam Keresahan Masyarakat, Ketua DPRD Kendal Apresiasi Langkah Tegas Presiden Prabowo

5 Februari 2025 - 09:16 WIB

Jalankan Instruksi Presiden, Menteri Bahlil Naikkan 375 Ribu Pengecer Jadi Sub Pangkalan LPG 3 Kg

5 Februari 2025 - 09:07 WIB

Antisipasi Kriminalitas, Polsek Weleri Intensifkan Patroli Malam

3 Februari 2025 - 11:02 WIB

Promosi Bintang Dua, Waka Polda Jateng Brigjen Pol Agus Suryonugroho Diangkat Jadi Kakorlantas Polri

2 Februari 2025 - 11:05 WIB

Trending di Nasional
error: Content is protected !!