Setiap tanggal 28 Oktober, bangsa Indonesia memperingati salah satu momentum paling bersejarah dalam perjalanan menuju kemerdekaan, yakni Sumpah Pemuda. Ikrar ini pertama kali diucapkan pada Kongres Pemuda II di Jakarta tahun 1928, yang menjadi titik balik kesadaran nasional dan semangat persatuan di tengah keberagaman bangsa.
Kongres Pemuda II dilaksanakan dalam tiga sesi rapat yang digelar di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (Lapangan Banteng), Gedung Oost Java Bioscoop (Jalan Medan Merdeka Utara), dan Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106 — kini dikenal sebagai Museum Sumpah Pemuda.
Kongres dipimpin oleh Soegondo Djojopoespito (PPPI), dengan R.M. Joko Marsaid (Jong Java) sebagai wakil, dan Muhammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebagai sekretaris. Tokoh-tokoh lain seperti Amir Sjarifuddin, Sutan Sjahrir, dan W.R. Supratman turut berperan besar dalam mewujudkan kesepakatan bersejarah tersebut.
Dalam kongres tersebut, para pemuda dari berbagai organisasi — Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Celebes, Pemuda Kaum Betawi, dan Pemuda Indonesia — sepakat mengucapkan tiga ikrar penting yang kemudian dikenal sebagai Sumpah Pemuda:
“Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Air Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.”
Makna dan Relevansi Sumpah Pemuda 2025
Tema peringatan Sumpah Pemuda 2025 menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam menghadapi tantangan zaman modern. Di tengah derasnya arus globalisasi dan digitalisasi, nilai-nilai yang terkandung dalam Sumpah Pemuda tetap relevan — terutama untuk memperkuat rasa kebangsaan di kalangan generasi muda.
Kini, pemuda dihadapkan pada tantangan baru seperti disinformasi digital, polarisasi sosial, hingga tantangan ekonomi dan lingkungan. Semangat Sumpah Pemuda menjadi panduan agar generasi sekarang mampu menjaga persatuan dalam keberagaman dan berperan aktif membangun bangsa melalui inovasi, kreativitas, serta kolaborasi lintas bidang.
Rangkaian Acara Peringatan Sumpah Pemuda 2025
Berbagai kegiatan digelar di sejumlah daerah untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda tahun ini.
Di antaranya seminar nasional, lokakarya kepemudaan, festival seni budaya, lomba konten digital, hingga aksi sosial seperti bakti lingkungan dan kampanye literasi kebangsaan.
Kegiatan ini tak hanya menjadi ajang refleksi sejarah, tetapi juga wadah bagi pemuda untuk meningkatkan kompetensi, memperkuat jejaring, dan menumbuhkan semangat solidaritas nasional.
Menggelorakan Semangat Kebangsaan di Era Digital
Era digital memberikan ruang luas bagi pemuda untuk mengekspresikan nasionalisme melalui berbagai cara.
Lewat media sosial, mereka dapat menyebarkan nilai persatuan, membuat konten edukatif sejarah, hingga menginspirasi gerakan sosial positif.
Selain itu, kolaborasi lintas generasi — antara pemuda, pendidik, dan tokoh masyarakat — menjadi kunci penting agar semangat kebangsaan terus hidup dan berkembang. Seperti pesan yang diwariskan dari Kongres 1928, persatuan bukanlah slogan, melainkan tanggung jawab bersama untuk menjaga masa depan Indonesia.
Penulis : Kurniawan M
Editor : Redaksi Wawasannews



Komentar