Kendal, Wawasannews.com – Sejumlah tambak milik warga di wilayah pesisir Kabupaten Kendal terus terdampak rob menahun. Air laut pasang yang masuk ke daratan membuat area tambak tergenang dan mengganggu aktivitas budidaya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kendal, Hudi Sambodo, menyebutkan luas tambak yang terdampak mencapai sekitar 80 hektare. Dua desa tercatat mengalami dampak paling parah.
“Wilayah yang terdampak itu di Desa Wonosari dan Desa Kartikajaya. Jumlahnya mungkin puluhan tambak. Kalau di Rowosari sama Kangkung itu aman,” jelasnya, Senin (8/12/2025).
ADVERTISEMENT
.SCROLL TO RESUME CONTENT
Rob Menahun, Mangrove Jadi Andalan Redam Dampak
Hudi mengakui, rob yang terjadi secara terus-menerus tidak bisa diatasi hanya dengan langkah teknis jangka pendek. Karena itu, DKP Kendal fokus pada upaya pengurangan dampak melalui penanaman mangrove secara masif di kawasan pesisir.
“Rob itu butuh penyelesaian menyeluruh, yang kami lakukan saat ini adalah penanaman mangrove. Memang itu tidak 100 persen menyelesaikan masalah rob, tapi bisa mengurangi intensitasnya,” tuturnya.
Mangrove diharapkan berfungsi sebagai sabuk hijau yang mampu meredam gelombang dan memperlambat laju intrusi air laut ke daratan, sekaligus menjaga ekosistem pesisir.
Sawah Tak Lagi Bisa Ditanami Padi
Dampak rob dan intrusi air laut tidak hanya dirasakan oleh petambak. Hudi mengungkapkan, sejumlah lahan sawah juga mulai terpengaruh air asin yang meresap ke lahan-lahan pertanian.
Dalam jangka panjang, kondisi ini membuat sawah tidak lagi produktif untuk ditanami padi. Warga pun terpaksa mengubah fungsi lahannya.
“Itu intrusi, belum rob. Nah warga daripada punya aset tapi tidak bisa dimanfaatkan dan masih tetap bayar pajak, itu kemudian sama warga ditaburi ikan nila dan bandeng,” tandasnya.
Alih fungsi sawah menjadi tambak menjadi pilihan rasional bagi petani pesisir, meski di sisi lain menunjukkan semakin seriusnya tekanan perubahan lingkungan terhadap ketahanan pangan dan ekonomi masyarakat di wilayah pesisir Kendal. (zdl)










