Advertisement
Nasional News
Beranda » Post » News » Nasional » Kemenag–LPDP Dorong Dosen PTKIN Aktif dalam Riset Kolaboratif Nasional

Kemenag–LPDP Dorong Dosen PTKIN Aktif dalam Riset Kolaboratif Nasional

Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Setjen Kemenag, Ruchman Basori, dalam kegiatan Sosialisasi Program Penelitian Kolaboratif MoRA The Air Fund Tahun 2025 di IAIN Bone, Rabu (1/10) | Foto : Alim

BONE, Wawasannews – Kementerian Agama (Kemenag) terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan produktivitas riset di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Melalui program Riset Kolaboratif LPDP–Kemenag (MoRA The Air Fund), para dosen diajak untuk berperan aktif menghasilkan penelitian yang inovatif, multidisipliner, dan berdampak luas bagi masyarakat.

Hal itu disampaikan Kepala Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) Setjen Kemenag, Ruchman Basori, dalam kegiatan Sosialisasi Program Penelitian Kolaboratif MoRA The Air Fund Tahun 2025 di IAIN Bone, Rabu (1/10).

Kegiatan yang berlangsung di Ruang Rapat Senat IAIN Bone itu dipandu oleh Wakil Rektor Bidang Akademik dan Pengembangan Kelembagaan, Prof. Dr. Amir, M.Ag., dan dihadiri oleh jajaran pimpinan kampus, mulai dari wakil rektor, dekan, direktur pascasarjana, hingga dosen lintas fakultas.

Ruchman menegaskan, program riset kolaboratif ini menjadi peluang besar bagi dosen PTKIN untuk berkontribusi lebih luas melalui karya penelitian yang terukur dan bermanfaat.

“Sudah saatnya dosen PTKIN unjuk gigi. Gunakan anggaran MoRA The Air Fund ini sebaik mungkin untuk riset yang produktif dan berdampak bagi masyarakat,” ujarnya.

Dikbar Garda Bangsa Dimulai dari Cilacap, Kholid: Energi Baru untuk Mesin PKB

Ia menjelaskan, ada dua kendala klasik yang sering dihadapi perguruan tinggi dalam riset, yakni keterbatasan anggaran serta minimnya fasilitas dan infrastruktur penelitian.

“Banyak institusi riset kita masih kekurangan peralatan modern, terutama di bidang sains dan teknologi. Ini perlu diperkuat bersama,” terang Ruchman.

Lebih jauh, aktivis 1998 itu menilai bahwa peningkatan riset tidak hanya soal pendanaan, tetapi juga perubahan paradigma. Ia menyebut tiga pergeseran penting yang harus dilakukan akademisi:

  1. Riset keagamaan perlu bergerak dari pola normatif menuju pendekatan multidisipliner.

  2. Pendanaan terbatas perlu diperluas melalui kolaborasi lintas lembaga.

    Mendagri Tito: Gen Z Kini Lebih Mudah Punya Rumah, BPHTB dan PBG Dihapus

  3. Kajian berbasis teks harus dikembangkan menjadi riset empiris yang relevan dengan persoalan sosial.

Selama tiga tahun ke depan (2024–2026), LPDP mengalokasikan dana Rp50 miliar setiap tahun untuk mendukung program Riset Indonesia Bangkit – MoRA The Air Fund.

Program ini diharapkan mampu memperkuat budaya riset di PTKIN, meningkatkan publikasi internasional, serta mendorong lahirnya inovasi dan rekomendasi kebijakan publik berbasis data dan riset yang kredibel.

Dalam kesempatan itu, Ruchman juga memaparkan mekanisme pengajuan, kategori riset, serta tata cara pemanfaatan dana. Ia menyampaikan bahwa pendaftaran MoRA The Air Fund tahun 2025 akan resmi dibuka pada 13 Oktober mendatang.

“Kemenag ingin memastikan dosen PTKIN memiliki akses dan semangat yang sama dalam berinovasi melalui riset kolaboratif nasional,” pungkasnya (Red)

Alumni SMAN 1 Kendal Angkatan 1985 Satukan Gagasan untuk Majukan Desa Wisata

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

× Advertisement
× Advertisement