JAKARTA, Wawasannews – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan peningkatan signifikan jumlah titik panas (hotspot) di wilayah Indonesia. Dalam 24 jam terakhir per Jumat (24/10/2025), tercatat 817 hotspot terdeteksi oleh sistem satelit Terra & Aqua MODIS.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyampaikan bahwa lonjakan ini terjadi akibat kombinasi faktor cuaca ekstrem dan praktik pembukaan lahan dengan cara membakar. Provinsi dengan titik panas terbanyak meliputi Kalimantan Tengah (235 titik), Kalimantan Barat (188 titik), dan Sumatera Selatan (141 titik).
“Sebagian besar hotspot memiliki tingkat kepercayaan tinggi, artinya ada potensi nyata terjadinya kebakaran hutan dan lahan,” jelas Dwikorita.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) segera menurunkan tim patroli darat serta mengaktifkan satuan tugas udara untuk melakukan water bombing di beberapa lokasi prioritas. Sementara pemerintah daerah diminta menyiapkan status siaga darurat jika intensitas kebakaran meningkat.
Data BMKG menunjukkan, indeks kekeringan meteorologis di sebagian wilayah Kalimantan dan Sumatera masih berada pada level waspada-siaga. Kondisi ini diperburuk dengan minimnya curah hujan dalam dua minggu terakhir.
Ahli lingkungan dari Universitas Gadjah Mada, Ratri Puspitasari, menilai peningkatan hotspot menjadi alarm serius menjelang puncak musim kering. “Perlu pengawasan lebih ketat terhadap konsesi perkebunan dan hutan tanaman industri yang rawan membuka lahan dengan cara membakar,” ujarnya.
Masyarakat diimbau tidak melakukan aktivitas pembakaran lahan, serta melapor ke posko terdekat bila menemukan asap tebal di area perkebunan atau hutan. BMKG juga mengingatkan potensi kabut asap lintas provinsi bila angin bertiup kencang dari arah barat daya. (Red)



Komentar